Pembenaran suatu proyek adalah pernyataan alasan yang mendorong penelitian atau tindakan kerja. Dalam sebuah proyek, pembenaran harus menjawab pertanyaan mengapa dan untuk apa itu harus dilakukan. Dengan demikian, informasi diberikan tentang kegunaan proyek dan pentingnya dalam konteks akademik, masyarakat, kelembagaan atau kerja.
Setiap proyek harus menyertakan justifikasi, apakah itu proyek penelitian seperti tesis, monografi, atau esai, maupun proyek aksi komunitas, institusi, atau bisnis.
Bagaimana membuat pembenaran proyek
Sebagai aturan umum, pembenaran untuk sebuah proyek harus disajikan setelah pernyataan masalah dan sebelum tujuan. Hal ini karena pembenaran muncul dari pendeteksian suatu masalah. Jika masalahnya jelas, pembenaran ditemukan. Pada saat yang sama, pembenaran menguraikan orientasi dan tujuan pekerjaan.
Untuk menulis justifikasi proyek, Anda harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Mengapa melakukan penelitian/kerja tindakan?
Pertanyaan ini membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk melakukan penelitian atau proyek tindakan. Mengapa perlu untuk memperoleh pengetahuan tertentu? Mengapa perlu untuk melakukan tindakan tertentu?
2. Mengapa melakukan pekerjaan penelitian/tindakan?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengidentifikasi kegunaan akhir dari pekerjaan atau tindakan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dijawab: Input apa yang dapat kita prediksi? Berapa jangkauannya di bidang pendek, menengah atau panjang? Bagaimana manfaatnya bagi masyarakat dan/atau pelaksana? Apa kebaruannya?
Menanggapi secara argumentatif pertanyaan-pertanyaan ini akan memungkinkan kita untuk membangun sebuah cerita tentang pentingnya karya penelitian yang diusulkan.
Perpanjangan justifikasi dapat bervariasi antara dua atau empat halaman, tergantung pada proyek penelitian dan kompleksitas topik.
Contoh Justifikasi Proyek
Berikut adalah beberapa contoh pembenaran yang dirangkum untuk mengilustrasikan poin tersebut.
Contoh 1
Topik: Identitas dan politik budaya di Negara Indonesia (selama demokrasi)
Pembenaran:
Memahami masalah identitas budaya suatu bangsa dari sudut pandang keterlibatan politiknya sangat penting, karena budaya … menjadi titik tak terhindarkan dalam politik suatu negara, yang nilainya terletak pada pengorganisasian dan pemberian koherensi pada proyek bersama.
Masalah identitas dalam kebijakan budaya Negara Indonesia belum ditangani dengan kedalaman yang diperlukan, atau setidaknya, tidak ada jalur penelitian dan proposal yang cukup solid sejauh ini dalam hal ini. Mungkin ini karena fakta bahwa, secara umum, konsep budaya dan identitas telah dipahami secara terbatas: yang pertama disubordinasikan ke pendidikan dan seni rupa, dan yang kedua, dari perspektif folklorist.
Beginilah, tanpa adanya penelitian tentang topik ini, pekerjaan kami menjadi relevan, sejauh itu berisiko menghadapi dan, pada saat yang sama, mempersempit konsep identitas yang hampir “idilis” dengan politik “kering”, dalam upaya memahami bagaimana identitas budaya telah diambil oleh Negara, tetapi di atas segalanya, mengevaluasi dampaknya terhadap budaya kita.
Pekerjaan kami akan dimulai dari evaluasi kebijakan budaya di Indonesia berdasarkan identitas budaya, tetapi pada saat yang sama, ini akan memungkinkan kami untuk merumuskan proposal dan rekomendasi yang dapat membuka ruang untuk perspektif lain, mode intervensi, tindakan atau pedoman untuk pekerjaan budaya, melakukan segala kemungkinan untuk memasukkan dirinya ke dalam skema budaya baru abad kita, yang transformasi pusingnya menuntut tanggapan.
Contoh 2
Topik: Hubungan nutrisi anak dalam pengembangan keterampilan kognitif pada anak usia 5 hingga 10 tahun di kota Malang.
Pembenaran:
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kinerja sekolah telah menurun drastis di kotamadya Malang dalam lima tahun terakhir. Penurunan ini bertepatan dengan krisis distribusi pangan dan daya beli keluarga di sektor tersebut.
Untuk alasan ini, kami telah mulai mempelajari apakah ada hubungan antara penurunan kinerja sekolah dan gizi. Melakukan penyelidikan ini akan memungkinkan kita untuk melakukan dua hal: di satu sisi, untuk mendeteksi salah satu kemungkinan penyebab masalah. Di sisi lain, berkolaborasi dengan desain rencana pemberian makan sekolah baru yang memenuhi kebutuhan perkembangan kognitif anak-anak di sektor tersebut.
Contoh 3
Topik: Kesenian Reog: menuju pembacaan universal
Pembenaran:
Seni reog telah memotivasi penelitian kami karena dua alasan: pertama, historiografi seni Barat secara konsisten bertahan dalam perspektif Eurosentris yang tidak memungkinkan penilaian yang memadai terhadap fenomena artistik.
Kedua, dalam upaya merespon aurosentrisme sejarah seni tari, beberapa peneliti bersikeras menafsirkan Kesenian Reog sebagai ekspresi identitas daerah. Dengan ini, mereka tanpa sadar melanggengkan eksotikisasinya, tanpa menyadari bahwa banyak isinya yang disesuaikan dengan mentalitas sektor dominan masyarakat kolonial, yaitu Belanda.
Pentingnya penelitian kami terletak pada kenyataan bahwa itu bertujuan untuk mengevaluasi apa saja elemen karakteristik dari Kesenian Reog, dan sejauh mana itu dapat dikatakan sebagai ekspresi tertentu atau, lebih tepatnya, sebagai upaya untuk membangun narasi universal. Ini akan memungkinkan kita untuk memahami apa fungsi seni dalam masyarakat dan jika dalam beberapa hal bisa menjadi titik temu.
Sains: : Pembenaran dan Justifikasi Proyek